JALAN-JALAN KE LOMBOK (PART 3)
* DESA BANYUMULEK
* DESA SUKARARA
* PANTAI KUTA
Kami menyewa mobil selama 2 hari di Lombok, untuk mengoptimalkan perjalanan kami. Driver kami Pak Wayan sangat ramah dalam menjelaskan tiap objek dengan detail. Objek wisata yang kami kunjungi hari ke 3 ini adalah :
DESA BANYUMULEK
Desa Banyumulek terkenal dengan kerajinan gerabahnya yang cantik-cantik. Nah sewaktu ke desa ini kami diantarkan oleh Pak Wayan ke salah satu rumah yang luas, disana bisa dilihat seorang ibu yang sedang membuat gerabah dari tanah liat. Mirip dengan yang ada di Kasongan, Jogja.
Nah setelah melihat prosesnya, kita diajak masuk ke ruangan di depannya, yang memajang hasil gerabah tadi. Ada kendi terbalik (yang terkenal itu..), tatakan gelas, pot bunga, segala macam perlengkapan memasak, dan masih banyak lagi. Ada beberapa model yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Saya hanya lihat-lihat disini karena kebayang repotnya kalau berbelanja, bagaimana cara membawa pulangnya. hehehe... maklum setelah dari Lombok, kami akan bertolak ke Bali dulu.
 |
| Seorang Ibu memperagakan membuat gerabah |
Nah setelah melihat prosesnya, kita diajak masuk ke ruangan di depannya, yang memajang hasil gerabah tadi. Ada kendi terbalik (yang terkenal itu..), tatakan gelas, pot bunga, segala macam perlengkapan memasak, dan masih banyak lagi. Ada beberapa model yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Saya hanya lihat-lihat disini karena kebayang repotnya kalau berbelanja, bagaimana cara membawa pulangnya. hehehe... maklum setelah dari Lombok, kami akan bertolak ke Bali dulu.
 |
| Kendi Terbalik |
DESA SUKARARA
Desa ini terkenal dengan kerajinan tenun songket /ikat. Kami mengunjungi salah satu artshop disana, Patuh Artshop. Terletak di selatan Masjid Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kab. Lombok Tengah.
Bagi tamu yang baru tiba, kita akan ditemani oleh seorang warga lokal yang menjelaskan bagaimana kain tenun khas desa mereka dibuat. Pembuatannya masih tradisional & para wanita di desa Sukarara mempunyai keahlian menenun dari usia belia. Hal ini umum karena salah satu tradisi para wanita bisa menikah disini adalah bisa menenun untuk suaminya kelak.
Saat saya tiba ada beberapa bus wisata yang parkir di halaman depannya. Yaa rombongan wisatawan domestik telah memenuhi sebagian besar show room disini. Sisi positifnya, bisa melihat mana yang sudah beli, & dengan ramah tanya sama ibu pembeli berapa harga yang didapat hahahaa... **cara jitu mendapatkan harga murah, tanpa perlu menawar lagi. Tahu kann kalau ibu-ibu itu jago menawar. Maklum, saya gga gitu jago nawar jadi pakai cara yang efektif ini.
Bagi tamu yang baru tiba, kita akan ditemani oleh seorang warga lokal yang menjelaskan bagaimana kain tenun khas desa mereka dibuat. Pembuatannya masih tradisional & para wanita di desa Sukarara mempunyai keahlian menenun dari usia belia. Hal ini umum karena salah satu tradisi para wanita bisa menikah disini adalah bisa menenun untuk suaminya kelak.
Saat saya tiba ada beberapa bus wisata yang parkir di halaman depannya. Yaa rombongan wisatawan domestik telah memenuhi sebagian besar show room disini. Sisi positifnya, bisa melihat mana yang sudah beli, & dengan ramah tanya sama ibu pembeli berapa harga yang didapat hahahaa... **cara jitu mendapatkan harga murah, tanpa perlu menawar lagi. Tahu kann kalau ibu-ibu itu jago menawar. Maklum, saya gga gitu jago nawar jadi pakai cara yang efektif ini.
Disini banyak sekali motif kain tenun baik songket maupun ikat. Harganya pun bervariasi, yang pasti bisa ditawar. Saya sempat bertanya harga tenun songket mulai dari 300rb/helai. Untuk yang meteran juga ada, mulai 100rb/meter.
Selesai dari Desa Sukarara kami melanjutkan perjalanan terakhir kami hari ini yaitu ke Pantai Kuta, yang terkenal itu :) selama perjalanan kami melewati Desa Sasak, yang terkenal dengan rumah tradisional yang terbuat dari anyaman & lantai dari kotoran sapi yang sudah dikeringkan. Kami urung kesana karena kami ingin sekali ke Pantai sebelum senja tiba.
PANTAI KUTA
Terletak di wilayah desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Dengan garis pantai sepanjang 7,2 km pantai Kuta tampak berbeda dengan pantai yang pernah saya kunjungi sebelumnya. Airnya bening, pasirnya berbentuk merica berwarna putih, beda dengan pasir di pantai pada umumnya.
 |
| Bule naik motor :) |
Di sebelah barat pantai dapat dilihat Bukit Mandalika, nama yang diambil dari cerita rakyat yang mengisahkan seorang Putri bernama Mandalika yang cantik.
Pantai Kuta ini tidak seramai pantai di Senggigi. Beberapa bule tampak asyik menggelar kain & berjemur atau membaca buku.
Ketika saya disini nampak beberapa ibu - ibu penjual kain tenun menjajakan dagangannya & beberapa anak kecil yang berjualan kerajinan gelang.
Sayang pantai yang cantik ini agak ternoda dengan sampah yang berserakan termasuk pecahan botol kaca yang agak membahayakan bila kita berjalan tanpa alas kaki. Beberapa anjing liar juga berkeliaran di pantai. Semoga ke depannya pantai ini dapat lebih baik lagi dikelola, lebih terjaga kebersihannya & tertata kios-kios'nya sehingga pantai yang indah ini makin terkenal di kalangan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Demikian kami tutup acara jalan-jalan di Lombok hari ketiga ini. Bagi yang mau jalan-jalan ke Lombok ayoo tunggu apalagi ! :D
Salam Jalan2 ! :)
***
Baca juga cerita di Lombok lainnya :
Hunting Kuliner & Oleh-oleh di Lombok
Review Hotel D'Praya Lombok, hotel budget dekat Bandara
Jalan-jalan ke Lombok Part 1
Hunting Kuliner & Oleh-oleh di Lombok
Review Hotel D'Praya Lombok, hotel budget dekat Bandara
Jalan-jalan ke Lombok Part 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar